MIZANNEWS.ID_PAREPARE — Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kejaksaan RI ke-80 yang jatuh pada Selasa (2/9/2025), diwarnai sorotan tajam publik. Pasalnya, hingga kini terpidana kasus fitnah dan pencemaran nama baik terhadap mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Silvester Matutina, belum juga dieksekusi meski putusan pengadilan telah berkekuatan hukum tetap.
Silvester yang dikenal sebagai salah satu relawan Presiden Joko Widodo, sebelumnya divonis 1,6 tahun penjara. Dalam orasinya, ia menuding Jusuf Kalla melakukan praktik korupsi hingga menyebabkan masyarakat NTT dan Bali miskin. Ia juga menuding JK menggunakan politik SARA untuk memenangkan Anies Baswedan pada Pilgub DKI 2017, sehingga layak mundur dari jabatan wakil presiden.
Hingga kini, eksekusi atas putusan tersebut tak kunjung dilakukan. Kondisi ini menuai keresahan publik yang menilai Kejaksaan seolah tidak berdaya menghadapi sosok yang dekat dengan lingkaran kekuasaan.
Dan untuk yang ke sekian Kalinya Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) Jakarta, yg dikomandoi ibu Menuk Wulandari bersama beberapa aktifis dari daerah, diantaranya Rahman saleh dari Parepare Sulawsi Selatan, pada pekan lalu kembali mendatangi Kejaksaan Agung RI, . Mereka menuntut Kejagung segera mengeksekusi putusan pengadilan terhadap Sylvester Matutina, bahkan dalam kesempatan itu ARM yg umumnya digerakkan oleh Emak emak sempat menyegel Kantor Kejagung RI yg beralamat di jalan Bulungan Jakarta.
Rahman Saleh,dalam aksi tersebut menegaskan, kedatangannya dari Parepare ke Jakarta adalah bentuk komitmen menegakkan keadilan. Ia mengingatkan bahwa pada 2 September 2025, Kejaksaan RI akan memperingati HUT ke-80 dengan tema "Transformasi Kejaksaan Menuju Indonesia Maju".
“Kalau Kejaksaan tidak segera mengeksekusi Silvester Matutina, publik akan resah. Masyarakat melihat Silvester kebal hukum karena berdekatan dengan mantan Presiden Jokowi. Ini preseden buruk bagi penegakan hukum dan mencoreng citra pemerintahan sekarang,” ujar Rahman Saleh, (Pemerhati Politik dan tokoh Masyarakat Kota Parepare)
“Kesan yang muncul, Presiden Prabowo pun terlihat tidak berdaya menghadapi Kejaksaan. Publik tahu bahwa Silvester orang dekat Jokowi. Kami orang Bugis-Makassar punya falsafah Siri’ na Pacce — kehormatan dan solidaritas. Jangan sampai masyarakat Bugis-Makassar di Jakarta melampiaskan kekecewaan mereka bila hukum tidak ditegakkan dengan tegas,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) itu masih bebas, meski putusan pengadilan telah inkrah. Publik pun menunggu langkah nyata Kejaksaan dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu.