Pasang Iklan Anda Di Sini
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare

mizannews.id_Kota Parepare memiliki kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 2.000 hektare yang tersebar di pegunungan Kecamatan Bacukiki. Wilayah ini menyimpan panorama alam yang menarik, termasuk berbagai potensi tanaman dan pepohonan. Bacukiki juga dikenal sebagai salah satu penghasil jambu mete dan kemiri di Kota Parepare, bahkan di tingkat Sulawesi Selatan. Selain itu, kawasan ini ternyata memiliki potensi tanaman kopi Robusta dan Arabika yang saat ini dibudidayakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Jaya.

Budidaya kopi robusta dinilai memiliki prospek cerah dan terus dikembangkan, mengingat industri kopi di Kota Parepare berkembang cukup pesat. Warung kopi menjamur di berbagai sudut kota, sementara hotel, kedai, café, dan resto hampir semuanya menyajikan aneka menu berbahan dasar kopi. Budidaya kopi, khususnya jenis robusta (Coffea canephora), telah menghasilkan produksi yang kini dinikmati dan dipasarkan oleh anggota kelompok.

Pada Sabtu, 29 November, Camat Bacukiki Muhammad Syakir bersama Mursal, SE., Lurah Watang Bacukiki, penyuluh kehutanan, serta pihak UPTD KPH Bila Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Ikhsan, didampingi Polhut,Babinsa dan Bhabinkamtibmas,  mengunjungi lokasi budidaya tersebut. Perjalanan dimulai dari Kantor Lurah Watang Bacukiki dengan akses menuju lokasi yang cukup jauh. Mereka menempuh jalur pendakian berbukit selama 2–3 jam berjalan kaki.


Rasa lelah selama perjalanan terbayar setibanya di lokasi. Pemandangan indah menyambut mereka, disertai penerimaan hangat dari Samad, pengelola Kelompok Tani Hutan KTH Alam Jaya. Kunjungan kali ini bertujuan untuk melihat langsung potensi kawasan serta mendengarkan keluhan dan kendala para petani, khususnya terkait budidaya kopi robusta.

Beberapa kendala yang dihadapi para petani saat ini antara lain jarak tempuh yang jauh dengan medan berat, yang menjadi tantangan tersendiri bagi anggota kelompok. Selain itu, mereka berharap adanya kerja sama lebih erat dengan pemerintah dalam peningkatan nilai tambah produksi dan penyediaan sarana pendukung budidaya kopi di Parepare.

Camat Bacukiki Muhammad Syakir memberikan arahan kepada petani terkait pentingnya menghindari pola tanam monokultur. Menurutnya, penanaman satu jenis tanaman secara berulang dapat menyebabkan sejumlah dampak negatif seperti penurunan kesuburan tanah, meningkatnya risiko penyakit dan hama, serta erosi dan degradasi struktur tanah. Ia berharap para petani menerapkan praktik pertanian berkelanjutan dengan melakukan pergiliran tanaman dan polikultur agar kesehatan tanah dan stabilitas ekosistem tetap terjaga.

Sementara itu, Mursal, SE., Lurah Watang Bacukiki, berharap adanya akses jalan yang mudah untuk menuju ke lokasi, iya pula menegaskan bahwa pola pembinaan kepada kelompok tani akan terus dilakukan. Ia juga berkomitmen membangun jejaring dan kolaborasi dengan berbagai pihak, terutama kalangan pengusaha, guna mendukung pengembangan budidaya kopi di wilayah tersebut.


Baca Juga
Berita Terbaru
  • Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare
  • Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare
  • Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare
  • Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare
  • Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare
  • Budidaya Kopi Robusta di Bacukiki Dinilai Berpotensi Menjadi Komoditas Unggulan Parepare
Posting Komentar
Ad
Ad