Oleh: Gustam, S.Pd., M.Pd – Pemerhati pendidikan dan Ketua IKA Pascasarjana IAIN Parepare
MIZANNEWS, Hari Pendidikan Nasional tahun 2025 menjadi momen reflektif yang penting untuk meninjau kembali arah perjalanan pendidikan kita. Di tengah tantangan zaman yang berubah cepat, transformasi pendidikan bukan hanya kebutuhan, tetapi sebuah keniscayaan. Pendidikan hari ini dituntut untuk tidak hanya mencetak generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara mental, adaptif terhadap perubahan, dan memiliki akhlak yang mulia.
1. Tantangan Dunia Pendidikan di Era Digital
Kita hidup dalam era disrupsi, di mana teknologi berkembang lebih cepat dari sistem pendidikan itu sendiri. Artificial intelligence, big data, dan otomatisasi menjadi wajah baru dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, tantangan sosial seperti dekadensi moral, intoleransi, hingga degradasi nilai-nilai kemanusiaan semakin marak. Hal ini menuntut dunia pendidikan untuk berbenah—tidak hanya dari sisi kurikulum dan metode pembelajaran, tetapi juga dalam membangun karakter dan nilai-nilai spiritual peserta didik.
2. Membangun Generasi Tangguh dan Adaptif
Transformasi pendidikan harus diarahkan untuk membentuk generasi yang tidak mudah rapuh oleh tantangan. Generasi tangguh bukan berarti tanpa kelemahan, melainkan mampu bangkit dari kegagalan dan terus berkembang. Adaptabilitas juga menjadi kunci: kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, belajar hal baru, serta berpikir kritis dan kreatif adalah ciri khas pelajar masa depan.
Program “Merdeka Belajar” sebelumnya yang digagas oleh Kementerian Pendidikan memberikan peluang besar bagi pendidik dan peserta didik untuk lebih fleksibel dalam mengembangkan potensi. Namun, kebebasan ini harus dibarengi dengan tanggung jawab moral dan pembinaan karakter yang kuat.
3. Menanamkan Akhlaqul Karimah sebagai Pondasi
Dalam perspektif pendidikan Islam, ilmu tanpa akhlak adalah bencana. Oleh karena itu, transformasi pendidikan tidak boleh melupakan aspek paling mendasar: pembentukan akhlak. Generasi masa depan harus dibekali dengan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, empati, dan adab dalam berinteraksi.
Akhlaqul karimah bukan hanya diajarkan, tetapi diteladankan. Pendidik dan lingkungan sekolah harus menjadi contoh hidup dari nilai-nilai moral yang diajarkan. Kurikulum berbasis karakter harus diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
4. Kolaborasi Semua Pihak
Transformasi pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Guru sebagai agen perubahan memegang peran penting, namun mereka tidak dapat bekerja sendiri. Orang tua dan lingkungan sekitar juga harus turut serta membentuk atmosfer pendidikan yang sehat dan mendukung.
5. Menuju Indonesia Emas 2045
Transformasi pendidikan hari ini adalah investasi besar untuk Indonesia Emas 2045. Jika kita ingin menyongsong satu abad kemerdekaan dengan sumber daya manusia unggul, maka pendidikan harus menjadi prioritas utama. Pendidikan yang holistik—menggabungkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual—akan melahirkan generasi yang tidak hanya siap menghadapi tantangan zaman, tetapi juga berkontribusi membangun peradaban yang beradab.
Penutup
Transformasi pendidikan harus melahirkan generasi yang tangguh, adaptif, dan berakhlakul karimah. Inilah wajah ideal pelajar masa depan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman. Mari bersama-sama membangun pendidikan yang bermakna demi masa depan bangsa yang lebih cerah dan bermartabat "Selamat Hari Pendidikan Nasional! Mari kita bangun generasi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing tinggi untuk masa depan Indonesia."