MIZANNEWS.ID, Parepare - Sebuah momentum intelektual dan spiritual tersaji di Kota Parepare dalam kegiatan bedah buku bertajuk “Transformasi Digital Madrasah” karya Dr. H.Syaiful Mahsan, S.Pt., M.Si. Kegiatan ini berlangsung hangat dan reflektif di Aula Dinas Perpustakaan (Disperpus) Kota Parepare, yang bertindak sebagai fasilitator. Kepala Disperpus Kota Parepare, Drs. H. Ahmad, M.Si., membuka acara dengan semangat penuh dukungan terhadap kegiatan yang mempertemukan ide dan pengalaman. Menurutnya, perpustakaan saat ini telah mengalami pergeseran paradigma: dari sekadar tempat penyimpanan buku menjadi ruang terbuka untuk pertukaran gagasan dan perluasan wawasan.
“Kami akan terus berada di garda depan dalam menyemai kegiatan literasi yang membawa manfaat luas. Perpustakaan hari ini adalah ruang hidup untuk belajar, berdiskusi, dan tumbuh bersama,” ujarnya selasa 27/05/2025.
Hadir pula Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, Dr. H. Fitriadi, S.Ag., M.Ag., yang menyampaikan apresiasinya terhadap tema buku yang dibahas. Menurutnya, isi buku ini sangat kontekstual dengan kebutuhan madrasah saat ini yang sedang bergerak menyesuaikan diri dengan ekosistem teknologi informasi.
“Digitalisasi adalah keniscayaan. Buku ini bisa menjadi pemantik bagi madrasah untuk lebih siap menghadapi perubahan, tanpa kehilangan identitasnya sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai,” ujarnya.
Bedah buku ini menghadirkan tiga pembedah lintas keilmuan yang memperkaya perspektif: Prof. Dr. Eng. Armin Lawi, S.Si., M.Eng. (Guru Besar Sains Data & Artificial Intelligence ITH Parepare) membahas pentingnya infrastruktur dan kecerdasan digital sebagai tulang punggung pendidikan masa depan. Dr. Nurul Amin, S.Pt., M.P. (Universitas Muhammadiyah Parepare) menyoroti aspek manajemen pendidikan dan urgensi literasi digital dalam mendukung tata kelola madrasah. Dr. Putri Dewi, S.Pd.I., M.Pd. (STAI DDI Parepare) mengulas dari sisi Teknologi Pendidikan Islam, bahwa transformasi digital
dalam madrasah bukan sekadar adopsi perangkat, tapi menyangkut pembentukan karakter, etika, dan semangat keislaman dalam ruang virtual. Kegiatan ini dihadiri oleh para Guru Madrasah, Dosen, Mahasiswa, Pustakawan, dan Pemerhati pendidikan. Diskusi berkembang dinamis, membahas bagaimana Madrasah bisa menjadi pelopor pembelajaran Islami berbasis digital tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual yang menjadi jati dirinya. Acara ini menjadi penanda bahwa transformasi pendidikan bukan hanya milik sekolah umum dan universitas teknologi, tetapi juga merupakan panggilan zaman bagi madrasah sebagai benteng nilai dan penggerak peradaban (PD)*.