Parepare,mizannews.id — Ratusan peserta aksi dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan elemen masyarakat di halaman Kantor DPRD Kota Parepare dalam aksi damai bertajuk “Selamatkan Indonesia”, kamis (15/5). Aksi ini diinisiasi oleh Komunitas Masyarakat Peduli Bangsa (KMPB) Kota Parepare sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi bangsa yang dinilai semakin carut-marut.
Aksi tersebut merupakan kolaborasi berbagai elemen, termasuk KAHMI, HMI, LIRA, LSM FOKUS, FPU, FMB, serta para aktivis dan tokoh masyarakat Parepare. Sejumlah nama tokoh penting hadir dalam barisan massa aksi, di antaranya H.A. Rahman Saleh, Ruslan, Zainal Azis Mandeng, Bakhtiar Abubakar, Nur Azis, Gusti Firmansyah, Makmur Raona, M. Akil Rifai, Muchlis Abdullahi, Gustam, Naya Dalfah, H. Nasir dan Rusdi Bento. Turut serta pula para mahasiswa dan pegiat sosial yang turut menyuarakan aspirasi rakyat.
Ketua LSM FOKUS, Mu'htasing Ary Fasih, tampil membacakan pernyataan sikap Forum Purnawirawan TNI yang memuat delapan poin tuntutan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Sementara itu, Ketua KMPB Parepare, Muchlis Abdullahi, membacakan pernyataan sikap berdasarkan artikel Majalah Tempo yang memuat "18 Dosa Jokowi", sebagai kritik keras terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode terakhir.
Dalam pernyataan sikapnya, KMPB menyoroti berbagai persoalan bangsa, termasuk utang luar negeri yang mencapai Rp 22 ribu triliun, dan deretan kasus mega korupsi yang mencoreng nama institusi negara seperti Pertamina, PT Timah, BLBI, ASABRI, hingga Jiwasraya. Mereka menilai kondisi ini sebagai cerminan kegagalan dalam pengelolaan negara.
"Kami menyerukan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto agar tidak terjebak dalam bayang-bayang kekuasaan rezim sebelumnya, serta konsisten menjalankan agenda pemberantasan korupsi sebagaimana termaktub dalam misi Asta Cita,” tegas Muchlis Abdullahi.
Aksi ini juga menyerukan penyelesaian kasus dugaan pemalsuan ijazah Presiden Jokowi secara objektif dan transparan, serta memberikan dukungan moral kepada para tokoh yang berani bersuara, seperti Prof. Eggi Sudjana, Rizal Fadillah, dan Roy Suryo.
Dalam orasinya, Rahman Saleh menegaskan bahwa aksi ini digelar secara damai dan tertib, sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menyuarakan kebenaran dan menyelamatkan masa depan bangsa.
“Kami bergerak bukan karena kebencian, tapi karena kepedulian. Karena ketika orang-orang baik diam, maka kehancuran bangsa hanya tinggal menunggu waktu,” Rahman saleh menambahkan mengutip pernyataan Bapak Persiden bahwah kalau seperti ini indonesia keadaannya yaitu tidak ada perubahan Indonesia akan bubar tahun 2030"ucapnya lantang di hadapan massa.
Aksi ini diterima secara langsung oleh sejumlah anggota DPRD Kota Parepare, di antaranya wakil Ketua DPRD Yusuf Lapanna,Anggota dewan Sappe,Kamaluddin Kadir,Hj Indriasari Husni, Hamran Hamdani beserta beberapa Anggota DPRD Parepare Lainnya.
Para legislato menyatakan kesiapannya menyalurkan aspirasi ke jenjang pemerintahan yang lebih tinggi.
Dengan semangat nasionalisme dan kepedulian terhadap arah bangsa, aksi “Selamatkan Indonesia” di Parepare menjadi pengingat bahwa suara rakyat tak boleh dibungkam, dan keadilan harus tetap menjadi pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Pungkas Rahman Saleh*.