BREAKING NEWS
IKLAN

Insiden Komunikasi Dokter dan Keluarga Pasien di Puskesmas Lompo’e, Sorotan pada Etika Pelayanan dan Prioritas Penanganan

MIZANNEWS.ID_Parepare,Lompo’e, 25 Juli 2025 – Sebuah insiden komunikasi antara seorang dokter dan keluarga pasien di Puskesmas Lompo’e menjadi perbincangan publik setelah pihak keluarga mengaku tidak mendapat pelayanan cepat saat anak mereka mengalami nyeri perut hebat. Kejadian ini terjadi pada Jumat pagi, sekitar pukul 08.00 WITA, ketika keluarga pasien datang ke UGD dan merasa tidak mendapat penanganan awal yang memadai.

Keluarga pasien menyampaikan kekecewaan karena mereka di sibukkan mendaftar ke loket terlebih dahulu, tanpa adanya tindakan awal dari petugas medis. Situasi semakin memanas saat keluarga diinformasikan bahwa pasien baru akan ditangani setelah dokter menyelesaikan tugas di poli, padahal kondisi UGD seharusnya bersifat darurat dan menjadi prioritas utama dalam pelayanan.

Klarifikasi dari Pihak Puskesmas

Kepala Puskesmas Lompo’e, Dewi Sartika, S.Keb., membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa pada saat kejadian, Puskesmas memiliki 5 dokter yang bertugas, namun tidak ada dokter yang sedang standby di UGD karena 2 dokter sedang bertugas di luar, sementara 3 lainnya menangani pasien di masing-masing poli.

“Dokter yang bertugas menilai bahwa kondisi pasien belum masuk kategori gawat darurat. Dokter juga mengaku tidak bermaksud marah, hanya menanyakan ‘Kenapa Bapak marah-marah?’ dengan nada tinggi karena situasi yang memanas ,” ungkap Dewi Sartika.

Dewi Sartika juga menyampaikan permohonan maaf serta pemahaman terhadap kekhawatiran keluarga pasien. “Kami memaklumi kekhawatiran keluarga pasien terhadap kondisi anaknya.                Ke depannya, kami akan memberikan pembinaan kepada tenaga medis terkait peningkatan komunikasi dan pelayanan yang lebih baik,” tambahnya.

Sorotan Etika dan Profesionalisme

Dalam praktik medis, hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien harus dibangun atas dasar empati, komunikasi yang baik, serta profesionalisme. Insiden seperti ini menegaskan pentingnya penanganan cepat di UGD, sesuai instruksi pemerintah daerah mengenai penerapan pelayanan dengan prinsip 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun), serta mengikuti standar Puskesmas yang memiliki kewajiban menangani 144 diagnosa dasar, termasuk nyeri perut yang belum teridentifikasi penyebabnya.

Rekomendasi Perbaikan Layanan

Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi seluruh tenaga kesehatan untuk lebih mengutamakan komunikasi efektif, terutama pada situasi sensitif. Mekanisme pengaduan dan evaluasi pelayanan juga perlu diperkuat agar hak-hak pasien terlindungi, serta untuk memastikan lingkungan pelayanan kesehatan yang aman, nyaman, dan manusiawi jangan lebih dominan pengurusan administrasi tanpa tindakan serta pelayanan tanpa memandang status sosial perlakuannya harus sama awal karena Fasilitas kesehatan didirikan tujuannya membawa misi kemanusiaan tandasnya.


Posting Komentar
ADVERTISEMENT
Designed by MIZAN NEWS
ADVERTISEMENT
Designed by MIZAN NEWS