mizannews.id_PAREPARE — Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa yang jatuh pada Hari Kamis, 11 Desember, yang tiap tahun digelar di Monumen Korban 40.000 yang berada di RW 2 Lontangnge, Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki. Monumen tersebut merupakan salah satu titik penting dalam sejarah kelam Sulawesi Selatan, yang menjadi pengingat atas tragedi pembantaian massal oleh serdadu Belanda di bawah komando Kapten KNIL Raymond Paul Pierre Westerling.
Camat Bacukiki, Muhammad Syakir, menginstruksikan Lurah Watang Bacukiki, Mursal, SE, untuk memastikan seluruh area monumen dalam keadaan bersih dan tertatarapi. Instruksi itu disambut cepat oleh Lurah Mursal yang langsung menggerakkan perangkat kelurahan serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kerja bakti.
Ahad, 30 November 2025, suasana kawasan monumen tampak berbeda dari biasanya. Sejak pagi warga mulai berdatangan, membawa peralatan kebersihan masing-masing. Mereka datang tidak sekadar memenuhi ajakan pemerintah kelurahan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban tragedi 40 ribu jiwa yang hingga kini menjadi luka sejarah bagi masyarakat Sulawesi Selatan.
“Kami sangat senang, Pak. Begitu mendengar ajakan dari Pak Lurah untuk membersihkan area monumen, kami langsung berkumpul dan bersedia ikut kerja bakti,” ungkap salah satu warga yang dengan antusias ikut menangani pembersihan rumput dan sampah di sekitar kawasan.
Lurah Watang Bacukiki, Mursal, SE, yang turun langsung memimpin kegiatan, menegaskan bahwa kerja bakti ini bukan sekadar kegiatan seremonial menjelang peringatan hari besar. Baginya, membersihkan Area Monumen 40 Ribu Jiwa adalah wujud komitmen moral dalam menjaga dan menghargai sejarah lokal.
“Ini adalah bentuk penghormatan kami dalam mengenang tragedi 40 ribu jiwa. Kegiatan ini bukan hanya perintah atasan, tetapi sudah menjadi kewajiban moral kami sebagai bagian dari masyarakat Bacukiki, terlebih monumen ini berada di wilayah yang saya pimpin,” ujarnya.
Mursal juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat. Ia menyebut dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pemadam Kebakaran, serta antusiasme masyarakat menjadi bukti kuat bahwa semangat gotong royong masih mengakar di tengah kehidupan warga.
“Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman DLH, Damkar, dan warga yang begitu kompak. Kebersamaan seperti ini yang membuat persiapan kita berjalan lancar,” tambahnya.
Kegiatan pembersihan berlangsung hingga menjelang siang dan mencakup pemotongan rumput, penyapuan area utama, serta pembersihan akses menuju monumen.

