mizannews.id_PINRANG — Desa Lero, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, berubah menjadi lautan manusia pada Senin (29/9/2025). Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan Maulid Akbar dan Pesta Budaya Sayyang Pattu’duq, sebuah tradisi Mandar yang penuh warna dan sarat makna.
Sejak pagi, suasana sudah terasa semarak. Prosesi pembukaan disambut tepuk tangan meriah dan sorakan riuh dari para hadirin. Jajaran Forkopimda, sejumlah kepala OPD, dan pejabat daerah turut hadir, sementara masyarakat dari berbagai lapisan bahkan dari luar Pinrang ikut datang untuk meramaikan pesta budaya ini.
Sayyang Pattu’duq, yang berarti kuda menari, merupakan tradisi khas Mandar yang menggabungkan keindahan budaya, simbol keberhasilan, dan doa penuh harapan. Anak-anak yang telah khatam Al-Qur’an diarak dengan kuda berhias megah, menampilkan pemandangan memukau yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga sarat nilai spiritual.
Rangkaian acara dimulai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada pukul 09.00 WITA. Puncaknya, sekitar pukul 14.00 WITA, prosesi Sayyang Pattu’duq dimulai. Satu per satu kuda yang dihias indah dilepas mengelilingi desa, diiringi lantunan rebana dari setiap rombongan. Suara tabuhan rebana, gemuruh sorakan, dan derap langkah kuda berpadu menciptakan pesta budaya yang begitu meriah.Meski terik matahari begitu menyengat, semangat warga tidak surut. Banyak penonton mengaku sebelumnya hanya melihat tradisi ini lewat media sosial, namun tahun ini mereka sengaja datang untuk menyaksikan langsung kemegahan Sayyang Pattu’duq di Desa Lero.
Ketua panitia menyebutkan, ada 43 ekor kuda yang ikut serta memeriahkan festival tahun ini. Kehadiran puluhan kuda berhias megah itu menjadi daya tarik utama dan menambah semarak perayaan yang sudah dinanti-nanti masyarakat setiap tahunnya.Festival budaya ini bukan sekadar tontonan, melainkan wujud kebersamaan, pelestarian tradisi, sekaligus kebanggaan masyarakat Pinrang atas kekayaan budaya warisan leluhur.