Jangan Biarkan Amanah Kemerdekaan Tertukar dengan Kepalsuan!
Oleh : Gustam, S.Pd.,M.Pd. _Sekertaris KMBP dan FMB Parepare serta Pemerhati Sosial
Kemerdekaan yang kita raih pada 17 Agustus 1945 adalah nikmat dan anugerah besar dari Allah SWT. Ia adalah hasil perjuangan panjang yang dibayar mahal dengan darah, nyawa, dan pengorbanan para pahlawan. Namun, amanah kemerdekaan ini bukan hanya untuk dirayakan, tetapi untuk diisi dengan kerja nyata demi terwujudnya cita-cita luhur bangsa: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”.
Sayangnya, setelah delapan dekade merdeka, kita masih menghadapi kenyataan pahit: korupsi yang menggurita, pengelolaan negara yang carut-marut, kekayaan alam dikuasai segelintir orang, pendidikan tertinggal dari negara yang dulu belajar kepada kita, ekonomi yang belum mandiri, hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, serta nilai-nilai moral yang kian terkikis.
Amanah kemerdekaan sering tertukar dengan kepalsuan: kepentingan pribadi menggantikan kepentingan rakyat, kekuasaan dijadikan jalan untuk menumpuk harta, dan simbol-simbol kemerdekaan hanya jadi formalitas tanpa makna.
Allah SWT telah mengingatkan dalam Al-Qur’an: (QS. An-Nisa: 58)
Yang Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Ayat ini menjadi pengingat tegas: amanah harus diberikan kepada yang berhak, dan keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Kemerdekaan adalah amanah, dan pengelolaannya adalah ujian besar bagi seluruh rakyat, terutama pemimpin.
Kini saatnya kita bertanya kepada diri sendiri: apakah kemerdekaan yang kita nikmati benar-benar telah mengantarkan kita pada keadilan, kemakmuran, dan kemuliaan bangsa? Ataukah ia hanya menjadi topeng untuk menutupi keserakahan, ketidakadilan, dan kepalsuan?
HUT RI ke-80 harus menjadi momentum muhasabah nasional. Kita perlu menjemput kemerdekaan sejati — merdeka dari korupsi, kemiskinan, kebodohan, perpecahan, dan kemunafikan politik. Sebab, amanah kemerdekaan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT dan generasi mendatang.
Jangan biarkan amanah ini tertukar dengan kepalsuan. Mari bersatu, bangkit, dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata, keadilan, dan ketakwaan.