mizannews.id _PAREPARE — Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, Makmur Husain, memberikan penjelasan menyusul adanya sorotan dari salah seorang anggota DPRD Parepare terkait besaran anggaran pembangunan toilet di sejumlah Sekolah Dasar (SD) yang dianggap terlalu tinggi.
Makmur menilai pandangan tersebut kurang tepat karena membandingkan dua hal yang berbeda: pembangunan toilet sekolah dan pembangunan rumah subsidi. Menurutnya, keduanya memiliki fungsi, perhitungan, serta kebutuhan teknis yang tidak dapat disamakan.
“Keliru jika disamakan dengan rumah subsidi yang harganya sekitar Rp180 juta per unit, sementara pembangunan toilet sekolah dianggarkan Rp160 juta. Rasio WC di sekolah itu dihitung berdasarkan jumlah siswa, bukan sekadar bangunan fisik,” jelasnya, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, pembangunan toilet sekolah mengacu pada standar minimal fasilitas pendidikan. Setiap sekolah diwajibkan memiliki setidaknya tiga unit WC — masing-masing untuk siswa laki-laki, siswa perempuan, dan guru.
“Fasilitas WC di sekolah sudah ada standarnya. Kami juga memperhatikan jumlah siswa di tiap sekolah. Jika siswa laki-laki mencapai 60 orang dan perempuan 50 orang, tentu kebutuhan toiletnya harus disesuaikan, tidak bisa hanya satu atau dua,” ujarnya.
Terkait nilai anggaran yang menjadi sorotan, Makmur menegaskan seluruh proses perencanaan dan perhitungan telah berpedoman pada Satuan Standar Harga (SSH) Pemerintah Kota Parepare.
“Soal nilai anggarannya, semuanya mengacu pada SSH. Rencana Anggaran Biaya (RAB) disusun oleh perencana berdasarkan harga satuan yang sudah ditetapkan. Selama sesuai SSH dan sudah direviu, tentu tidak ada masalah,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala SD Negeri 3 Parepare, Faisal Hasyim, turut mengapresiasi program pembangunan toilet sekolah tersebut. Ia menyebut keberadaan fasilitas sanitasi yang memadai menjadi bagian penting dalam mendukung kenyamanan dan kebersihan siswa di lingkungan belajar.
“Sekarang toilet yang ada belum mencukupi. Dengan 60 murid laki-laki dan 50 perempuan, idealnya kami memiliki enam toilet. Saat ini hanya tersedia dua untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, jadi memang masih kurang,” terang Faisal.
Ia menilai langkah Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Pendidikan sangat tepat dalam menjawab kebutuhan sekolah.
“Program pembangunan toilet sekolah ini sangat membantu kami dalam menyediakan sarana yang layak bagi siswa maupun guru. Kami sangat bersyukur dan menyambut positif pengadaan ini,” tutupnya.

