Workshop ini merupakan bagian dari program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, diusulkan oleh Ariyanti Sultan, dan didukung oleh Studio Ranarira. Para peserta diharapkan dapat menggali kekayaan tradisi, mengeksplorasi gerak, dan menciptakan karya baru yang berpijak pada budaya lokal.
Acara workshop dibuka secara resmi oleh Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang juga Kepala Dinas Perdagangan Kota Parepare, Hj. A. Wisnah T., S.E., M.Si. Mewakili Wali Kota Parepare, Hj. A. Wisnah mengapresiasi terselenggaranya workshop ini.
“Atas nama Pemerintah Kota Parepare, kami sangat mengapresiasi rangkaian Workshop Penciptaan Tari Kreasi Berbasis Budaya Lokal Sulsel yang berlandaskan pada ‘jejak tradisi dalam langkah kreasi’ ini,” ujarnya.
Turut hadir pula Bapak Amrullah yang mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parepare, menunjukkan dukungan lintas sektor terhadap kegiatan kebudayaan ini, serta Ibrahim Laiman, Pemilik Setangkai Bunga Makka.
Banyak hal istimewa di workshop ini, salah satunya kehadiran peserta yg bukan dosen atau guru tari melainkan dosen Pendidikan Agama Islam, yaitu Dr. Putri Dewi, S.Pd.I., M.Pd beliau merasa terkesan dapat terlibat dalam Workshop Penciptaan Tari Kreasi Berbasis Budaya Lokal di Parepare ini. Meski lintas disiplin, beliau percaya bahwa seni, termasuk tari, adalah media dakwah kultural yang bisa menjembatani nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal. Inilah wujud nyata kolaborasi ilmu dan budaya untuk membangun peradaban yang berakar dan bermartabat.
Strategi Pelestarian dan Pengembangan Budaya Berkelanjutan
Ketua Panitia, Ariyanti Sultan, M.Sn., dalam sambutan awalnya menjelaskan bahwa Workshop Penciptaan Tari Kreasi Berbasis Budaya Lokal ini bukan sekadar kegiatan seni sesaat.
“Ini merupakan bagian dari strategi pelestarian dan pengembangan budaya yang terstruktur dan berkelanjutan,” kata Ariyanti. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini diinisiasi sebagai ruang edukatif, kreatif, dan kolaboratif bagi generasi muda, pendidik, dan pelaku seni untuk merespons nilai-nilai budaya lokal melalui pendekatan penciptaan karya tari yang kontekstual dengan perkembangan zaman.
Lebih jauh, Ariyanti Sultan juga menekankan bahwa workshop ini akan memetakan dan mendata para pelaku seni muda yang memiliki potensi sebagai generasi pelestari budaya. Mereka akan menjadi bagian dari ekosistem kebudayaan yang visioner dan dinamis, yang tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga mampu melahirkan inovasi berbasis tradisi. Oleh karena itu, dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak sangat diharapkan agar proses ini dapat berlanjut dan berdampak luas bagi masyarakat serta dunia pendidikan dan seni di Kota Parepare dan sekitarnya.
