oleh Dr. Putri Dewi, S.Pd.I, M.Pd (Dosen STAI DDI Parepare)
Mizannews.id_,Parepare, 24 Juni 2025 Di tengah gegap gempita pelantikan organisasi kemahasiswaan STAI DDI Parepare, satu nama menyita perhatian: Mardatillah, ketua terpilih Korps Sukarela (KSR), yang kini resmi memimpin organisasi kemanusiaan kampus itu untuk periode 2025–2026.
KSR bukan sekadar organisasi. Ia adalah barisan pertama yang bergerak saat bencana datang, tangan pertama yang terulur ketika manusia lain terbaring dalam duka dan kesakitan. Di bawah kepemimpinan Mardatillah, semangat pengabdian itu kembali ditegaskan.
“KSR adalah wajah kemanusiaan kampus ini. Kami hadir bukan untuk dipuji, tapi untuk siap berdiri di titik paling sunyi—di tempat yang sering dilupakan, dalam peristiwa yang penuh luka. Karena kami percaya, cinta paling tulus adalah yang diwujudkan dalam aksi nyata,” ujar Mardatillah penuh keyakinan.
Pelantikan yang berlangsung di Aula 1 STAI DDI Parepare ini dihadiri oleh Ketua STAI DDI Parepare, Dr. Djunaidi, M.Ag, yang memberikan apresiasi khusus terhadap peran KSR selama ini. Dalam sambutannya, beliau menyebut bahwa KSR adalah simbol dari nilai-nilai Islam yang paling luhur: menolong tanpa pamrih, memberi tanpa ingin dikenal.
“Kehadiran KSR bukan hanya penting bagi kampus, tapi juga bagi masyarakat luas. Ini adalah organisasi yang mendidik bukan hanya akal, tetapi juga hati,” kata beliau.
Di balik kesiapsiagaan para relawan muda ini, hadir sosok pembina yang penuh dedikasi: Dr. Putri Dewi, S.Pd.I, M.Pd, dosen sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STAI DDI Parepare. Beliau menyatakan kesiapan penuh untuk mendampingi dan membina KSR agar dapat berperan aktif dalam ranah sosial dan kemanusiaan secara lebih luas.
“Saya melihat KSR bukan hanya sebagai organisasi, tetapi sebagai ruang amal sosial. Kita ingin mahasiswa tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Saya siap membina dan mendorong KSR untuk terus bergerak, menyentuh masyarakat, dan menjadi pelopor kebaikan di tengah zaman yang semakin individualistik,” ungkap Dr. Putri Dewi.
Meski organisasi ini sering kali berjalan dalam sunyi, tanpa sorot kamera dan jauh dari gemerlap prestasi akademik, KSR justru menjadi tempat subur bagi tumbuhnya jiwa-jiwa kuat yang siap mengabdi kapan pun dibutuhkan.
“Kami sadar betul, bergerak di bidang kemanusiaan tidak mudah. Sering kali harus bergerak sebelum dipanggil, hadir sebelum diminta. Tapi justru di situlah letak kemuliaannya,” tambah Mardatillah.
Ke depan, Mardatillah dan timnya menargetkan lebih banyak aksi nyata: pelatihan pertolongan pertama, edukasi tanggap bencana, kampanye donor darah, serta kolaborasi dengan lembaga sosial di Kota Parepare.
Pelantikan KSR kali ini menjadi awal dari perjalanan panjang. Dari kampus kecil yang penuh semangat ini, para relawan muda akan melangkah membawa pesan kemanusiaan: bahwa kepedulian tak mengenal seragam, pangkat, atau upah, ia hanya butuh hati yang mau peduli dan tangan yang siap membantu.
